Wali Babtis

Tanggal 16 April kemarin, aku diminta oleh adik dari pacarku, Hartono untuk menjadi wali di hari pembabtisannya menjadi seorang Katolik.. 

Sungguh ada perasaan senang bercampur takut.. Tapi aku memutuskan untuk berkata, Ya, Cici MAU..

Perasaan senang itu datang karena menjadi wali babtis dari adik pacarku sendiri merupakan suatu kehormatan dan kebanggaan buatku. 


Perasaan takut menghampiri karena aku tahu persis bahwa menjadi seorang wali babtis memerlukan tanggung jawab yang besar. Kehidupan & kedewasaan rohani sangat dituntut dalam menjadi seorang wali babtis karena dialah yang bertanggung-jawab akan wali babtisnya. 


Satu hari sebelum pembabtisan dilakukan, aku melakukan pengakuan dosa. Setelah aku mengatakan semua dosaku ke romo, aku meminta doa dan berkat karena keesokan hari aku akan menjadi wali. Aku juga mengatakan yang sebenarnya bahwa aku takut untuk mengemban tugas ini karena aku merasa tidak layak.


Tapi kata-kata romo itu sungguh menguatkan aku.. Dia berkata...

"Puji Tuhan!! Sungguh mungkin ini jalan Tuhan buat kamu untuk menjadi panutan & teladan untuk anak babtis kamu. Ini saatnya kamu menjadi lebih dewasa.."

woowwww.. Terimakasih ya romo.. 


Pada saat hari pembabtisan, segala sesuatu berjalan lancar sesuai dengan semestinya..
Tak lupa aku mendoakan, Loviana, anak babtisku..


Di akhir misa, ia bilang.. "Makasih banyak ya ce.."
duuh senang banget rasanya..


Di dalam lubuk hati, aku juga bilang sama Tuhan.. 
"Makasih banyak ya Tuhan karena telah mempercayakan aku dalam tugas pelayanan ini.."

Tuhan, tolong bimbing aku.. Biar Engkau sendiri yang melayakkan aku.. :)

foto bareng romo Christo